Rabu, 26 Februari 2014

Hari Ini Seorang Lelaki Mati

Hari ini seorang anak lelaki mati
Dia mati mengejar mimpinya, mendaki gunung tinggi
Dengan perbekalan seadanya
aih, sungguh bodohnya dia
Kau pernah dengar? Pungguk merindukan bulan.
Ya rasanya kondisi anak ini benar sesuai dengan yang digambarkan
Hari ini, batu-batu dari puncak menghujani
Ada yang masih panas membara menimpa tangan dan kakinya
Sudah lama itu terjadi
Tapi dengan polosnya dia terus mendaki. Betapa tolol dia
Lalu datang, batu terbesar yang jatuh menimpanya.
Kali ini menghantam badannya
Lepaslah cengkerama tangannya, pijakannya.
Si anak lelaki jatuh tak berdaya, mertap kepada tanah kering
Kenapa aku gagal? Tak layakkah aku mendakinya?
Lalu, api terbesar jatuh dari langit. Membakar tubuh tak berdaya itu.
Anak lelaki itu hangus, tulangnya jadi abu.
Tak sampai hati Tuhan menyaksikannya
Di kirimkannya petir yang menyambar, lalu dari abu itu bangkit seorang lelaki.

Hari ini, seorang lelaki hidup.
Ditatapnya gunung di belakangnya
Tebing-tebing yang selamanya tak akan pernah didaki
 Sayang kawan, itu bukan hakmu lagi
Hari ini seorang lelaki terpaksa pergi
Dalam pengembaraan barunya.

7:24 2/26/2014
Seorang lelaki yang baru hidup kembali.
N.F. Sampai jumpa, putri

2 comments:

Posting Komentar

Powered By Blogger