Selasa, 04 Februari 2014

Naif!

"Kenapa kamu bertahan?"

"Kenapa nggak? Memangnya aku salah?"

"Jelas salah! Kamu bodoh!"(diam sejenak)"Kamu tahu sendiri perlakuan dia kan?"

"Iya aku tahu, dingin, ketus, egois..."

"Nah, itu kamu sudah tahu. Kenapa masih bertahan?"

"Ada hal-hal yang tidak bisa dijelaskan lewat kata-kata."

(menghela napas panjang)"Mikir lah. Kamu masih muda, masih banyak yang perlu kamu pelajari."

"Iya aku tahu, tapi..."

"Gimana mimpimu pergi ke Jepang, Australia, juga Amerika? Mau kau tinggal begitu saja? Katanya kamu mau sekolah lagi? Move on, Bro!"

"Move on bukan berarti melupakan kan?"

"Keras kepala kamu itu! Memangnya dengan kamu menunggu kamu berharap dia luluh? Ini bukan sinetron. Sadar lah, masih banyak yang butuh perhatian kamu."

"Aku juga butuh perhatian dia. Orang sabar pasti dapat hadiahnya di belakang."

"Kamu naif ya? Biarlah. Aku nggak peduli kalau kamu sakit hati lagi dibelakang."

"Naif punya tempatnya sendiri di dunia ini. Biar, kalaupun aku sakit hati, toh itu bukan yang pertama kalinya!"

0 comments:

Posting Komentar

Powered By Blogger