Minggu, 17 Juni 2012

Sweet Sweet Revenge: Damn True Story.

Kisah dimulai pada suatu hari beberapa bulan sebelum unas 2011. Seorang pria punya seorang sahabat, seorang wanita, yang sangat dekat bahkan kalau boleh dibilang kayak orang pacaran. Pada waktu itu, si pria *ehem* masih punya pacar, bukan si wanita itu, tapi seorang wanita yang lain, the special one.

Well, anyway, suatu hari tanpa disadari si pria terlalu nempel sama someone specialnya, hingga membuat sahabatnya, si wanita, kecewa karena nggak diperhatikan. Beberapa hari kemudian si pria coba bicarakan masalah itu. Untung deh, sahabatnya mengerti dan memberi maaf, walaupun lewat obrolan yang alot, thank God...

Dikarenakan ujian menjelang maka si pria dan the special one memutuskan mengambil jeda menanti unas. Somehow he know , this break is forever.. Jelas, si pria galau, tapi ya mau gimana lagi.

Anyhow, satu-dua bulan jelang pertempuran hidup mati, si wanita, sahabat si pria, jadian dengan seseorang yang lain di dalam kelas mereka. Somehow, si pria tahu, this is payback time. Si wanita mulai pindah duduk dengan kekasih, meninggalkan si pria dengan dua orang sahabatnya yang lain. Si pria awalnya tidak peduli, toh dia juga sudah ijin sama gue mau nemenin pacarnya, kata si pria dalam hati.

Hari-hari berlalu, ternyata si pria makin galau, benar-benar payback time. Si wanita jadi jarang memperhatikan si pria dan lain sebagainya. Untung si pria masih disibukkan game, tapi ternyata masih galau juga. . -__- repoot. . .

Itulah yang harus diterima oleh si pria. Si pria menyesal dalam hatinya, kenapa dulu mencampakkan sahabatnya. Tapi dalam hati dia marah juga, kan cuma satu hari, padahal si wanita membalasnya berbulan-bulan. duh...

Puncaknya, beberapa hari menjelang pertempuran hidup mati. Hari jumat tepatnya setelah bermaaf-maafan pada guru di SMA, lima orang memutuskan pergi ke tempat sekolah dasar mereka, meminta doa restu bapak ibu guru yang dulu.

Lima orang itu, si pria, si wanita, seorang sahabat si pria yang merupakan pacar si wanita, seorang pria lain sahabat si pria, dan seorang wanita pacar si pria yang lain. sebetulnya, hanya para prialah yang benar-benar meminta restu, sedangkan wanita-wanitanya hanya ikut menemani saja. Setelah meminta doa restu, mereka makan di suatu rumah makan. Bayangkan, si pria yang sendiri harus berbagi dengan dua pasangan yang sedang berbagi kemesraan. Bagaimana sepinya si pria itu. Makanan yang enak pun hanya terasa di lidah, tidak menenangkan di jiwa.

Akhirnya masa sekolah pun usai, seorang pria dan dua pasangan kekasih yang berbagi meja itu berpisah mencari jalan masing-masing. dua pasangan itu kini sudah berpisah, masing-masing sudah punya pasangan lagi yang lain. Sayang, perpisahan fisik diiringi pula dengan perpisahan jiwa.

Si pria tetap memilih sendirian, dan mendoakan agar sahabatnya bisa terus berbahagia walaupun mungkin kini sudah berubah.

 Si pria tetap menjalin hubungan baik dengannya, walaupun hanya sekali-sekali. Dengan yang lainnya? Sama saja, itulah dunia baru kita.

For the man, the main character, now everything went better than expected


0 comments:

Posting Komentar

Powered By Blogger