Senin, 04 Juni 2012

Film Pun Bisa Mengajarkan Suatu Kebaikan

Yah, satu lagi tulisan dari saya, kali ini santai sejenak lah ya, biar nggak berat-berat. Kali ini saya mau ngebahas tentang super heroes, jadi sit back and enjoy. :D

Ceritanya, siang ini saya mengerjakan tugas yang cukup berat, yang dead linenya jatuh esok hari. Yah ini kesalahan saya sih, suka menunda-nunda pekerjaan. Anyway, tugas saya itu berhasil saya kerjakan, lalu saya memutuskan untuk istirahat sebentar dan menonton kisah superheroes dari marvel, Thor sama Captain America. 
Overall filmnya bagus, dari segi cerita, maupun effect yang dihadirkan dalam film. 

Saya siap-siap nih untuk nonton The Avengers, walaupun itu film sudah keluar satu bulan yang lalu, tapi saya belum berkesempatan melihat, lebih tepatnya saya belum mau lihat, karena saya belum tahu background story masing-masing super hero.

Dari film yang saya lihat itu ceritanya hampir sama. Keduanya mengisahkan tentang seorang pejuang yang gagah berani melindungi negaranya dari ancaman, dalam hal ini Asgard untuk Thor, dan tentunya Amerika untuk Captain America.

Di akhir film keduanya juga cukup menyedihkan, dimana Thor harus berhadapan dengan saudaranya sendiri Loki. Yah, walaupun si Thor akhirnya menang, tapi dia harus mengorbankan kesempatannya bertemu lagi dengan Jane, kekasihnya selama diasingkan di bumi. Bukan cuma itu, saudaranya, si Loki, menghilang di kegelapan angkasa Asgard, walaupun di akhir film menampakkan diri lagi di bumi. 

Sedangkan untuk Captain America, dia juga harus mengorbankan kesempatan untuk bertemu kekasihnya lagi, Agent Carter, yang lebih akrab dipanggil Peggy. Captain America, alias Steve Rogers, harus mendaratkan pesawat tempur Red Skull yang dipersiapkan untuk menghancurkan New York, sayangnya pendaratn itu kurang mulus, dan Steve Rogers terpaksa mendarat darurat di padang es, mungkin kutub selatan atau kutub utara. 

Untungnya dia tidak mati, cuma "tertidur" sampai puluhan tahun. Maklum dia kan manusia super, hehe. Ketika bangun dia menyadari ada sesuatu yang salah dengan dunia itu, dan ketika keluar, Voila, dia tetap di New York, tapi 70 tahun kemudian. 

Dari kedua film itu, paling tidak saya bisa mengambil pelajaran, bahwa menjadi seorang yang mempunyai kelebihan menuntut kita untuk mampu mendahulukan kepentingan orang lain diatas kepentingan kita sendiri, dan tentunya menggunakan kelebihan itu untuk kebaikan orang banyak, walaupun kita harus sedikit menelan pil pahit sebagai ganti kemaslahatan orang banyak.

Saya bersyukur sekali tidak punya kekuatan super seperti Thor maupun Captain America. Syukurlah saya cuma manusia biasa, sehingga pil pahit yang saya telan tidak sepahit yang mereka berdua telan. hehe. Coba bayangkan, andaikata pembaca jadi Captain America, tiba-tiba bangun di masa depan, mengetahui bahwa orang-orang yang kita sayangi, keluarga, kerabat, teman, sudah mati semua dan tinggal kita sendiri, dan cuma mampu mengingat-ingat mereka. 

Betapa sedih.

Yah, itulah sedikit tulisan dari saya, semoga bisa bermanfaat untuk pembaca sekalian. Jangan lupa untuk selalu mengambil pelajaran dari manapun, bahkan film yang kita jadikan hiburan menyimpan potensi untuk menjadi guru kita walaupun hanya sesaat. :D

0 comments:

Posting Komentar

Powered By Blogger