Minggu, 24 Februari 2013

Flash Fiction (5)

Menjemput Boy

"Mana ini keluarganya?" Dino melihat jam, "Udah tiga jam kok belum diambil."

Jenazah di ruangan itu sudah mulai mendingin. Tadi siang ada kecelakaan mobil di depan rumah sakit. Korbannya satu, pejalan kaki. Mobil warna merah yang dikendarai wanita cantik itu tiba-tiba pecah ban, tak mampu dikendalikan, oleng sini oleng sana sebelum akhirnya menabrak si Boy yang sedang melintas di trotoar depan rumah sakit. Pertolongan langsung datang, sayang Boy tak terselamatkan. Pakdhe Hendro, satpam di rumah sakit itu, adalah tetangganya. Ia langsung menelepon keluarga Boy agar segera menjemput Boy. Rumahnya dekat, hanya 10 menit perjalanan.

"Mana Pakdhe, katanya sepuluh menit, sudah malam ini, mana shiftku mau habis." Dino semakin gusar
"Sabar to le, ya mungkin mereka itu lagi siap-siap, nyiapin kuburan, nyiapin rumah buat tahlilan, tunggu aja."
"Pokok'e Pakdhe, lima menit nggak datang, aku pulang, istriku udah nunggu di depan tuh. Jenazah ini biar suruh pulang sendiri.'

Lalu tanpa banyak cakap si Boy bangkit dari kasurnya menutup badannya dengan selimut dan berjalan pulang meninggalkan Pakdhe Hendro dan Dino.

0 comments:

Posting Komentar

Powered By Blogger