#1
Hidup itu piilihan. Ya itu kata orang bukan? Begitu gampang untuk ngomong. Kadang mulut-mulut terbuka lebar dan lidah-lidah menari sesuka hati mereka. Ngomong ini, itu, ini lagi, itu lagi. Hidup itu keras bung! Kadang pilihan itu tidak jatuh dari langit. Memang pilihan itu punya moyangmu apa? Ya, memang bukan, tapi kita selalu punya pilihan bukan? Mana tunjukkan satu padaku. Tidak bisa. Karena saat ini tidak ada pilihan untukmu. Ikuti.
#2
Kadang, mata kita tidak terbuka lebar. Kita terlalu pelit membuka mata. Sehingga tak nampak pilihan-pilihan yang ada dalam hidup. Kadang awan gelap yang bernama marah itu.... menutup mata kita, dari kebenaran. Bukan salah hidup tak mengerti kita, salah kita tak mengerti hidup. Padahal dia begitu mudah dipelajari.
#3
Ya, kadang-kadang mendung yang menggantung itu sirna juga dari mataku. Tapi sampai berapa lama? Tunggu, sebentar saja dia pasti kembali hinggap. Apa aku terlalu pelit untuk membuka mata? Cerdas, jika aku membuka mata, tentu hanya mendung yang akan tampak.
#4
Bukankah hidup ini pilihan katamu? Benar. Andai dulu kita bisa memilih, aku tentu memilih menjadi seorang pengelana, dengan kapak di tangan, tas, pedang disarungkan di pinggang, dan pakaian yang melekat di badan. Dengan semua keberanian, menjelajah bumi yang terhampar luas. Tapi, mana pilihan itu dulu? Lihatlah, apa yang terjadi denganku sekarang.
0 comments:
Posting Komentar