Teman
Dia melihat seorang teman lamaku di sudut ruangan, temannya tersenyum. Lalu dia berbisik kepadaku, "Lihat, itu temanku, teman kita." Lalu dia mengulurkan tangan menjabat tangan temannya, kemudian tangannya terkulai lemas. Semua orang menangis.
Papan Tulis
Guru Goblok. Tertera tulisan di papan tulis. "Siapa yang nulis ini?" teriaknya, "Kalau tidak ada yang mengaku, semuanya tidak boleh pulang." Jari-jemari mulai menunjuk ke satu arah, anak yang tertunduk lesu. Sore itu ia pulang dengan tersedu-sedu dan ada bekas tangan di pipinya.
Hantu
"Jangan lewat sini Min, banyak hantunya." bisik Wanda perlahan sambil mendekap lengan Amin.
"Udahlah Nda, yang namanya hantu itu nggak ada. Sini kalo ada biar ketemu aku." tantang Amin.
"Hush! Jangan gitu, ketemu beneran tau rasa lu."
"Iya mas, jangan gitu lah." kata suara di belakang. Terdengar sangat berat dan dingin. Amin dan Wanda menoleh dan nampaklah sesosok makhluk berselubung kain putih, tersenyum. Tanpa pikir panjang mereka lari sekencangnya.
"Dasar bocah, sama hantu aja takut." Sosok putih itu tergelak. "Dul, udah lu rekam?"
"Udah, keren banget lu bang." Dul ikut tertawa.
"Iya mas, saya aja sampe takut."
Dul dan abangnya mencari asal suara tersebut, tapi tak ada seorangpun disana.
0 comments:
Posting Komentar