Maaf, saudaraku, belum bisa aku berkunjung ke tanahmu lalu menepis duka.
Di wajahmu, di wajah masyarakatmu.
Maaf, karena di sini di tanahku, setan masih senang berkunjung.
Aku pun berjuang di sini.
Hanya sedikit beda kita, kau menenteng senapan dan sepotong perisai tutup kaleng.
Juga granat-granat kecil batu kerikil.
Aku pen menenteng sesuatu dalam tanganku. Sepotong pena, penghapus, dan buku.
Belum serius pula aku dalam perjuanganku.
Maka maafkanlah, bukankah aku hanya akan menganggu, jika berangkat dengan setengah niat.
Saudaraku masih banyak yang lapar, bodoh, dan tersiksa.
Sayang, bukan karena mereka malas, bukan pula kurang gigih.
Tapi tangan-tangan yang memegang roda kemudi yang tiada punya peduli.
Begitu aku selesai dengan urusan di sini, tunggulah, tunggulah, aku akan ke sana.
Paling tidak doaku sudah sampai ke sana. Menemanimu.
kalau mau ke afrika aku ikutan yaa :3
hakuna matata.. :v