Tapi, bukan itu yang mau saya angkat dalam tulisan ini. Yang akan saya angkat ke tulisan ini adalah Internetnya.
Dalam tulisan saya yang sebelumnya, Jejepangan, saya menuliskan bahwa Internet itu bisa menjadi pistol yang dipinjamkan ke anak-anak. Saya rasa itu benar, walaupun tidak selamanya demikian. Internet juga bisa membawa banyak manfaat. Misalkan kegiatan revolusi di Mesir yang 'dengar-dengar' dimulai dari sebuah page di jejaring Facebook. Saya sendiri tidak tahu kebenaran pasti dari info ini, mungkin dalam tulisan berikutnya akan saya ulas lebih lanjut. Contoh lain dari Indonesia, beberapa figur Internet yang cukup terkenal, diantaranya Bayu 'Skak' dan Toni 'Blank' Edi Suryanto. Lihat kan? Betapa Internet mampu mengubah seorang mahasiswa jadi figur terkenal, bahkan, (maaf) orang gila yang omongannya didengar seluruh orang. Bayangkan, andaikata dunia ini belum mengenal Internet. Mungkin Bayu 'Skak' hanya akan terkenal di kalangan kampusnya saja, Toni 'Blank' juga mungkin tidak ada yang mendengar, karena notabene dia kurang sehat akalnya. Bukan begitu?

Agaknya, Internet sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari hidup kita. Saya tidak menyalahkan mereka yang sehari-hari waktunya habis di Internet. Cek jejaring sosial ini dan itu, main, nonton video, dan lain sebagainya. Mau bagaimana lagi? Internet sudah jadi bagian hidup kita. Kalau dulu muncul istilah bahwa Internet adalah Dunia Maya, saya rasa sekarang tidak layak lagi disebut demikian. Mengapa? Karena itu tadi, Internet sudah terintegrasi dengan kehidupan kita sehari-hari, sehingga akan menjadi kabur, yang mana Dunia Nyata yang mana Dunia Maya.
Permasalahan di kehidupan sehari-hari sering dibawa ke Dunia Maya. Permasalahan di Dunia Maya tak jarang diseret ke Dunia Nyata. Lihat game-game online sekarang, yang transaksinya bisa pakai uang beneran. Lihat bagaimana masalah-masalah kicauan twitter menjadi masalah nyata. Jadi, sebetulnya, mana batas antara Dunia Nyata dan Dunia Maya?
Saya rasa tidak ada.
gambar courtesy google. :D
0 comments:
Posting Komentar